Various Forms of Regional Policy Supervision in the Era of Broad Autonomy

Authors

  • Meldy PUTERA University of Palangka Raya
  • SISKA University of Palangka Raya
  • Yayu DEWIATI University of Palangka Raya
  • Erikjon SITOHANG University of Palangka Raya
  • Mutia Evi KRISTHY University of Palangka Raya
  • JOVI University of Palangka Raya
  • DODDY University of Palangka Raya

DOI:

https://doi.org/10.38142/jpls.v1i3.137

Keywords:

Supervision, Autonomy, Government

Abstract

Purpose: 

Following abolishing all controlling measures except repressive control, decentralisation triggered fundamental changes in local government administration. Tight control may obstruct regions' autonomy and hamper central-regional relations. Proportional control is indispensable for balancing local governments' freedom. All monitoring measures outside Act 32/2004 are unwarranted without improvement of legal instruments at the central government.

Methodology:

The method in the given text revolves around the historical analysis and constitutional references to explain the concept of autonomy in the Indonesian regional government system. It highlights the evolution of autonomy from the 1950 Provisional Constitution to the 1945 Constitution amendments, emphasizing the need for autonomy to prevent secessionist tendencies.

Findings: 

Supervision in autonomy serves as a crucial control tool, impacting regional freedom and either fostering autonomy or promoting centralization, contingent on the government system. Historical patterns reveal strict centralization in regional policies, limiting regional autonomy.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Asshiddiqie, J. (2006). Perihal Undang- Undang. Konpress, Jakarta.

Budhiati, I., & Prabowo, R. A. (2023). Reflection & Projection Women's" Special Treatment" in the 2024 Election Regulations: Study of PKPU 10/2023. Journal of Political and Legal Sovereignty, 1(1), 21-31. https://doi.org/10.38142/jpls.v1i1.57

Brojonegoro, B. P. S. (2006). “Desentralisasi sebagai Kebijakan Fundamental untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Mengurangi Kesenjangan Antardaerah di Indonesia”, Pidato, Upacara Pengukuhan sebagai Guru Besar Tetap Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 18 Maret 2006.

Budiardjo, M. (1998). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Febriyanti, N. D. (2023). Legal Protection of the Patient in the Event of Occurrence of the Misdiagnosis is Connected with Law Number 8 of 1999 Consumer Protection and Law Number 29 of 2004 Concerning the Practice of Medicine (Case Study of High Court Decision DKI Jakarta Number: 624/Pdt/2019/PT. DKI). Journal of Political and Legal Sovereignty, 1(1), 40-43. https://doi.org/10.38142/jpls.v1i1.47

Gie, T. L. (1962). Pertumbuhan Pemerintahan Daerah di Negara Republik Indonesia, Jilid III, Gunung Agung, Jakarta.

Haris, S. (2005) Desentralisasi dan Otonomi Daerah, Kerjasama AIPI, LIPI dan Partnership for Governance Reform, Jakarta.

Hulme, D., & Mark, T. (1997). Governance, Administration and Development, McMillan Press Ltd., London.

Kelsen, H. (1973). General Theory of Law and State, New York, Russell & Russell.

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2001 tentang Pengawasan Represif Kebijakan Daerah.

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Republik Indonesia Nomor XX/MPRS/1966 tentang Memorandum DPR-GR Mengenai Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia dan Tata Urutan Peraturan Perundangan Republik Indonesia.

Kreveld, Van, 1983, Beleidsregels in het recht, Vakgroup Bestuursrecht en Bestuurskunde, Groningen-Deventer, Kluwer.

Manan, B. (2001). Menyongsong Fajar Otonomi. PSH Fakultas Hukum UII Yogyakarta.

Mertokusumo, S. (1991). Mengenal Hukum (Suatu Pengantar). Liberty Yogyakarta.

Muslimin, A. (1960). Ichtisar Perkembangan Otonomi Daerah. Jambatan Jakarta.

Nasution, A. B. dkk. (2000). Federalisme untuk Indonesia, Penerbit Kompas, Jakarta.

Permendagri No. 53 Tahun 2007 tentang Pengawasan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penye- lenggaraan Dekonsentrasi (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4095).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koor- dinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3373).

Ratnawati, T. (2006). Potret Pemerintahan Lokal di Indonesia di Masa Perubahan (Otonomi Daerah tahun 2000 – 2005), Pustaka Pelajar Yogyakarta – P2P LIPI, Jakarta.

Syafrudin, A. (1982). Hubungan Kepala Daerah dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Penerbit Tarsito, Bandung.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037).

Downloads

Published

30-04-2023

Most read articles by the same author(s)